MAKALAH
GERAKAN-GERAKAN BERNUANSA FUNDAMENTALIS
IKWANUL MUSLIMIN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Rayhan Imam (08522022)
DR.M.ADIL
DOSEN
PEMBIMBING:
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2009
GERAKAN-GERAKAN BERNUANSA FUNDAMENTALIS
IKWANUL MUSLIMIN
A. Fundamentalis
Istilah fundamentalise
secara etimologi berasal dari kata fundamen
yang berarti dasar. Sedangkan secara
terminologi, fundamentalisme adalah
aliran pemikiran keagamaan
ang cendrung menafsirkan tek-teks
keagamaan secara rigid (kaku) dan
literalis(tekstual)
Menurut Muhammad Amin
Al-Alim,pemikiran fundamentalismev
telah hilang relevaaaaansinya, karena
zaman selalu berubah dan problematika semakin
kompleks. Perlu reinterpretasi terhadap teks-teksc keagamaan dengan
mengedepankan ijtihad, membongkar teks-teks yang kakudaan
mengutamakan maslahah maqoshid al syari’ah.
Berbeda dengan Muhammad amin
al-alim , Basam Tibi membidik aspek
lain dari fundamentalise. Menurutnya fundamentalisme merupakan sebuah
gejala idiologi yang muncul sebagai respon atas problema
–problem globalisasi ,fragmentasi dan
benturann peradapan . Dalam perkembangan
selanjutnya agitasi
fundamentalisme mengakibtkan kekacoan , bukan hanya di dunia islam melainkan
seluruh dunia.
Dalam Alqur’an di terankan dengan sangat jelas bahwa :”tidak ada paksaan dalam agama”akan
tetapi kaum fundamentalisme menampilkan agama
yang menakutkan ,bagi kehidupan plitik ,keamanaan dan stabilitas dunia.
Hal ini karena fundamentalisme memiliki beberapa karakter umum danb karakter
yang menjadi flatfrom gerakan kaum fundamentalisme.
a. Diantara karakter umum
adalah :
1.
Fundamentalisme agama
mempunyai agenda politisi agama
yang agresif dan di lakukan demi
mencapai tujuan-tujuannya.
2.
Fundamentalisme baik islam atau
yang lainnya ,merupakan bentuk superficial
dari terorisme atau ekstrim (Basam Tibi).
b.
Diantara karakter yang
menjadi flatfrom diantaranya:
1.
Mereka cendrung malakukan interprestasi literatur
terhadap teks-teks suci agama. Menolak pemahaman konteiktual atas teks agama, karena pemahaman seperti in diangap mereduksi kesucian agama.
2.
Menolak pluralisme dan
relativisme. Bagi kaum fundamentalisme,pluralisme merupakan distori(pemutar baliakn) pemahan terhadap
ajaran agama.
3.
Memonopoli kebenaran atas
tafsir agama, kaum fundamentalis biasanya cendrung menggap dirinya sebaigai pemegang otoritas p4enafsiran agama yang paling abash dan paling benar,sehingga
cendrung menggap sesat-sesat terhadap
kelompok yang tiodak sealiran dengannya.
4.
Gerakan fundamentalisme
mempunyai korelasinya dengan fanatisme,ekslusifisme,intoleran ,radikalisme dam
militanisme.kaum fundamentalisme selalu
mengambil bentuk perlawanan terhadap ancaman yang di pandang
membahayakan eksistensi agama.
B.
Sekilas Tentang Hasan Al Bana
Nama asli Hasan Al Banna adalah Hasan Ahmad Abdurrahman Al Banna.
Beliau dilahirkan dokota Mahmudiyah propinsial-Buhoiroh tahun 1906 M. Hasan al
Banna tumbuh dibawahasuhan orang tuanya yang mulia dan memiliki kesungguhan
dalam menanamkan akhlak yang mulia serta sifat yang terpiji bagi
putra-putrinya.
Ketika hamper mancapai usia hamper delapan (8) tahun, yang merupakan
batas minimal untuk masuk sekolah, orang tua Hasan al Banna memasukkannya ke
madrasah diniyyah ar-Rasyad. Di madrasah ini beliau menghfal separuh al-Qur’an
dan banyak hadits-hadits Rasul Saw.
Ketika beliau menginjak umur
12 tahun dan sudah menghafal separuh al-Qur’an, sekh Muhammad Zahran meninggalkan
madrasah tempat hasan al Banna belajar. Karena tidak cocok dengan pengganti
Muhammad Zahran ahirnya hasan al Banna ingin pindah ke Madrasah I’dadiyah,
tetapi keinginannya ini di tentang oleh ayahnya kerana beliau belum selesai
menghafal al-Quran Sedangkan keinginan ayahnya yang terbesar adalah agar beliau
menghafal al-Qur’an. Akhirnya disepakatilah Hasan al Banna menghafal al-Qur’an
dirumah dan bersekolah di madrasah I’dadiyah pada jam sekolah yang ditetapkan.
Setelah itu beliau melanjutkan sekolah tinggi Darul Ulum pada tahun
1923 M dan lulus pada yahun 1927 M dengan predikat terbaik pertama (Muhammad
Abdul Halim Hamid,2003:3). Lalu Belaiu bekerja sebagai guru yang
berpindah-pindah dari satu daerah kedaerah lain, untuk mengenal berbagai
penduduk dan menyelami tradisi serta watak mereka. Kemudian beliau menjadi guru
tetap di Isma’iliyyah.
Hasan al Banna adalah seorang orator ulung yang sangat piawai. Ia
menggunakan gaya
nasehat dan wejangan dalam berceramah. Ia juga sosok figur harakah yang sangat
di segani kawan maupun lawan, danya dalam mencari ridlo Allah ta’ala dan jihad
li’ilai kalimatillah.
C. Awal Mula Berdirinya Organisasi Ikhwanul Muslimin
Organisasi pergerakan islam yang didirikan oleh Hasan Al Bana (1906-1949; tokoh
pergerakan dan pembaharuan mesir) di mesir pada tahun 1928 bernama
ikhwanul muslimin ,di singkat ikhwan.
Semuala ikhwan adalah sebuah gerakan dakwah yang di tunjukan
dilapisan masarakat paling bawah dengan sebagain besar pendukung yang terdiri dari kaum buruh diterusan suez. Setelah menyaksiakn penderitaan
masyarakat buruh yang tak berujung Hasan
al Bana kemudian mengubahnya gerakan politik
Pada fase awal, kegiatan politik ikhwanul masih bergerak di bawah tanah dan
bersifat rahasia. Pandangan politiknya
di salurkan melalui masjid. Ikhwan mencari
pendukung dan merintis untuk
mendirikan cabang secara rahasia malalui
masjiod . dengan cara ini ikhwan cepat
berkembang . empat tahun kemudian ikhwan telah mempunyai cabang hamper di seluruh daerah aliran suez. Dikwasan itu ikhwan
muali mendirikan masjid,sekolah ,dan
pusat pengajian ,serta membina industri
rumah tangga.Cabang ikhwan cepat terbentuk
di kota
lain. Pada tahun 1940 telah terbentuk
500 cabang ,selanjutnya pada tahun
1949 menjadi 2.000 cabang dengan
sekitar setengah jua anggota aktif. Untuk menjalin komunikasi ikhwan menerbitkan majalah, yaitu ikhwanul
muslimin,an Nazir dan at ta’aruf.
Ikhwan
menyelengarkan muktamarnya berturut-turut
pada tahun 1933,1936 dan 1939. muktamar yang 1939 dan juga ultahnya yang
ke sepulu, oleh ikhwan dimanfaatkan untuk menampakkan diri sebagaiorganisasi
politik. Sejak itulah gerakan politik ikhwan semakin disegani serta berpengaruh
besar dalam kehidupan masyarakat dan Negara Mesir.
D. Tujuan, Karakteristik Dan
Perjuangan Ikhwanul Muslimin
1.
Tujuan
Islam mengharuskan kaum muslimin mewujudkan tujuan-tujuannya dengan
berjuang dan berkorban baik harta maupun nyawa.
Ikhwanul Muslimin dalam menentukan tujuan-tujuannya tidaklah
mereka-reka, baik tujuan yang berkaitan dengan individu, keluarga, pekerjaan,
politik dan lain-lain.
Ikhwanul Muslimin memiliki dua tujuan pokok, sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh Hasan Al Banna :
2.
Membebaskan Negara islam dari
kekuasaan Negara asing. Ini merupakan hak asasi bagi setiam manusia yang tidak
diingkari kecuali oleh mereka yang dzolim, kejam dan tirani.
3.
Menegakkan di atas tanah air
ini Negara islam yang merdeka, yang memberlakukan hukm-hukum islam, menegakkan
undang-ungang sosialnya, memproklamirkan prinsip-prinsip dan nilainya dan
menyampaikan dakwah islam dengan bijaksana kepada seluruh umat manusia. Selama
Negara ini belum tegak meka umat islam berdosa dan bertanggung jawab di hadapan
Allah atas kealfaan mereka untuk itu (majalah saksi, 2003 :52)
3.
Karakteristik
Sebagai organisasi yang besar, Ikhwanul Muslimin tentunya mempunyai
karakteristik yang has, hingga membedakannya dengan organisasi-organisasi
kontemporer lainnya. Hasan al Banna menyebutkan beberapa karakteristik ikhwanul
muslimin sebagai berikut :
1.
Gerakan Ikhwan adalah gerakan Robbaniyyah(ketuhanan). Sebab, asas yang
menjadi poros sasarannya adalah mendekatkan manusia kepada robnya.
2.
Gerakan Ikhwan bersifat ‘Amaliyah (internasional) sebab, arah gerakan ditujukan
kepada seluruh umat manusia. Umat manusia pada dasarnya harus bersaudara.
3.
Gerakan Ikhwan bersifat islam.isebab, orientasi dan nisbatnya
hanya terhadap islam.
Di samping karakteristik yang tersebut di atas, Ikwanul Muslimin
juga mempunyai beberapa karakteristik dakwah. Di antara karakteristik itu
adalah :
1.
Menjauhi titik-titik khilafiyah
2.
Menjauhi dominasi tokoh dan
pembesar
3.
Menjauhi fanatisme
partai-partai dan golongan-golongan
4.
Memperhatikan masalah takwin
(pembentukan kepribadian) dan tadarruj (bertahan) dalam langkahnya.
5.
Mengutamakan sisi amaliyah yang
produktif diatas seruan-seruan dan propaganda-propaganda kosong
6.
Sangat menaruh perhatian kepada
pemuda dan
7.
Cepat berkembang di pedesaan
dan perkotaan.
Lebih luas Hasan al Banna berkata : “Ikhwanul Muslimin adalah” :
1.
Dakwah salafiyah
2.
Thariqah sunniah
3.
Haqikat sufiah
4.
Lembaga politik
5.
Perkumulan olahraga
6.
Ikatan ilmu dan budaya
7.
Serikat ekonomi
8.
Ide social
Dengan demikian bahwa gerakan Ikhwanul Muslimin mempunyai
karakteristik yang dinamis, idealis dan mencakup semua aspekperbaikan. Sehingga
ia mempunyai keunggulan dari organisasi-organisasi lainnya. Keunggulan tersebut
terletak pada misi Ikhwanul Muslimin dalam pembahasan agama,
menghilangkansyubhat-syubhat yang melingkupinyadan menyuguhkannya secara utuh
dan sempurna kepada ummat manusiasebagaimana yang di bawaRasulullah Saw.
Atas dasar inilah dakwah ikhwanul Muslimin tidak terbatas pada aspek
tertentu dari agama islam, tetapi mencakup semua aspek islamyang mendatangkan
kebaikan bagi umat manusia.
Kita dapat melihat bagaimana ikhwanul Muslimin dengan rapi telah
memadukan aspek spiritual dengan aspek fisik, aspekekonomidengan aspek politik,
memberikan perhatian kepada kaum wanita sebagaimana perhatiannya terhadap kaum
laki-laki dan mengarahkan perhatian kpada jihad di jalan Allah.
Jihat merupakan puncak perhatian tertinggi bagi Ikhwanul muslimin,
sehingga ini menjadikannya unggul dari organisasi-organisasi lain. Ikhanul
muslimin menyadari bahwa jihat adalah kewajiban yang terus berlanjut hingga
hari kiamat, sementara kita lihat para penjajah berusaha untuk mematikannya
dalam jiwa kaum muslimin. Oleh karena itu, Ikhwanul Muslimin memandang sngat
mendesak untuk menghidupkan kewajiban jihat ini dalam jiwa kaum muslimin.
Daftar pustaka
Riset Redaksi, Fundamentalisme
Islam Timur Tengah, Afkar, Edisi No 13, 2002
Tp, Ensiklopedi Islam,
Jilid 3, PT Ichtiar Baru VAN HOEVE, Jakarta, tt,
Febrianto, Model Pembinaan Keagamaan Dalam Perspektif Ikhwanul Muslinim, Skripsi
S1, Jur PAI, IAIN RF. 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar